Jumat, 20 Juni 2008

Kisah Perjalanan Pemuda "Bunga Wijaya Kusuma"

Moral dan akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era malikul akhlak tampak mengalami kemunduran yang ditandai dengan sikap mengenyampingkan etika moral serta terlintas kecenderungan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai moral budaya bangsa dalam hal tertentu kelihatan semakin memudar. Hal ini seiring dengan munculnya pemahaman terhadap ajaran keagamaan yang kurang tepat sasaran, fanatisme, perilaku yang bertentangan dengan moralitas dan etika, pelanggaran HAM dan lain sebagainya.
Warga bangsa yang tidak dapat bertahan dalam polusi kehidupan akan kehilangan identitas atau jatidiri pribadi sehingga akan melahirkan sikap dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai moral dan akhlak. Hal ini bisa terlihat dengan bertambahnya intensitas tindak kriminal dan kekerasan, apatisme dan tidak takut menjalani hukuman, bersikap asosial dan antisosial disertai dengan perilaku yang beringas dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut diatas, terlintas dibenak seseorang Pemuda yang bernama Bunga Wijaya Kusuma, upaya untuk perbaikan sikap moral dan akhlak harus dimulai dari Tekad, Ucap dan perilaku harus semaksud dan setujuan dalam sendi hidup dan kehidupan.
Pada tahun 1980 - 1990 perjalanan dimulai mencari ilmu pengetahuan tentang iman dan islam akhirnya beliau belajar di pesantren Ar-Rahman yang awal mula ilmu pengetahuan iman dan islam disiarkan oleh Mama Sepuh H.Aming Amilin Abdul Jabbar bin H.Sarbin, lalu disebarluaskan oleh Mama Dahyan Eyen Wijaya bin H.Bahrum, KH. Isak Wijaya putera dari Mama Sepuh, Anjengan Abdul Jalil, Ustad Muchtar Rosidin dan Kholidin, dengan beliau-beliau inilah Bunga Wijaya Kusuma belajar, menggali dan mengkaji ilmu pengetahuan tentang Iman dan Islam.
Setelah mendapatkan ilmu pengetahuan tentang iman islam dari Mama Dahyan Eyen Wijaya bin H.Bahrum, KH. Isak Wijaya putera dari Mama Sepuh, Anjengan Abdul Jalil, Ustad Muchtar Rosidin dan Kholidin, pada tahun 1990 untuk mengimplementasikan Iman dan Islam tersebut, Bunga Wijaya Kusuma mengadakan perjalanan ke wilayah dimana beliau dilahirkan yaitu Kota Cirebon dengan tekad dan tujuan untuk mengubah moral dan akhlak manusia dimulai dari para pemuda-pemudi yang mempunyai pribadi berlandaskan hawa nafsu, dengan tekad yang kuat akhirnya Bunga Wijaya Kusuma mendapatkan pemuda-pemuda yang ingin benar-benar mengubah jalan kehidupan mereka dengan hidup penuh iman islam didalam dada.
Pada tahun 1994, Bunga Wijaya Kusuma bersama putera-putera-nya mendirikan Mushola Ar-Rahman diwilayah Kelurahan Watu Belah Blok Karangduwu, Kabupaten Cirebon.
Pada tahun 1996, mendirikan Mushola Nur-Subhi diwilayah Desa Kertasari, Cirebon.
Pada tahun 1998, mendirikan Mushola Al-Ikhlas Kel.Watu Belah Blok Ciasem, Cirebon.
Pada tahun 2003, mendirikan Majelis Taqlim Baittul Jabbar diwilayah Bekasi.
Pada tahun 2004, mendirikan Yayasan Baittul Jabbar, Pondok Rehabilitasi Lahir Bathin Baittul Jabbar, Kelurahan Pasalakan, Kabupaten Cirebon.
Pada tahun 2005 membangun Masjid Al-Huda Kel.Pasalakan Blok Karangmulya, dan Musholah Blok Pasalakan serta masjid blok Kebandangan Kel.Kali Wadas wilayah Cirebon.
Sampai dengan sekarang Ayah Bunga Wijaya Kusuma masih menjalankan tekadnya. Mudah-mudah perjalanan untuk menuju tafsirulkamal masih standar dengan iman islam yang sejati dan menjadi pemimpin suri tauladan bagi putera-puteri baittul jabbar sampai akhir hayat dikandung badan.
Demikian sekilas Perjalanan "AYAH" BUNGA WIJAYA KUSUMA untuk mengubah moral dan akhlak Manusia berdasarkan Iman dan Islam di dada, kami sebagai Putera-Puteri Baittul Jabbar siap untuk mendukung dengan iman islam di dada.